
Pekan Pendidikan Wartawan Lampung resmi dibuka Gubernur Rahmat Mirzani Djausal. Kegiatan ini menyoroti integritas wartawan di tengah disrupsi AI, sekaligus membahas peran media dalam ekonomi, investasi, dan hilirisasi. Acara ini juga memperkuat profesionalitas pers melalui pelatihan dan diskusi.
Pembukaan Pekan Pendidikan
Bandar Lampung, Battikpost.site — Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal membuka Pekan Pendidikan Wartawan Lampung di Aula Lantai 3 Balai Wartawan H. Solfian Akhmad, Kantor PWI Lampung, Senin (17/11/2025). Selain itu, kegiatan ini diawali diskusi bertema “Uji Integritas Wartawan di Tengah Arus Kecerdasan Buatan (AI)”.
Acara ini menghadirkan Ketua PWI Pusat Akhmad Munir, Ketua DPRD Provinsi Lampung H. Ahmad Giri Akbar, pimpinan organisasi pers, pimpinan media, PWI kabupaten/kota, serta wartawan dari berbagai daerah. Selain itu, kehadiran berbagai unsur pers menunjukkan tingginya perhatian terhadap isu integritas wartawan.
Perkembangan Teknologi dan Pentingnya Integritas
Gubernur Rahmat menegaskan bahwa perkembangan teknologi, termasuk AI, terus mengubah cara kerja jurnalis. Namun ia menilai integritas wartawan tetap menjadi unsur yang tidak dapat digantikan oleh mesin.
Selain itu, ia memulai sambutan dengan gambaran kondisi ekonomi Lampung. Ia menyebut Lampung kini menjadi provinsi dengan penduduk terbesar kedua di Sumatra. Ia juga menyampaikan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang mencapai Rp483 triliun pada 2024.
Dari jumlah itu, hanya sekitar Rp32 triliun atau enam persen yang berasal dari APBN dan APBD.
“Setengahnya lagi untuk gaji. Jadi uang negara itu sebenarnya hanya menyumbang sekitar tiga persen dari total kapasitas ekonomi,” ujarnya.
Sektor Pertanian dan Peluang Hilirisasi
Gubernur menjelaskan bahwa sektor pertanian masih menjadi penopang ekonomi Lampung. Ia menyebut kontribusi sektor ini mencapai 26 persen atau lebih dari Rp150 triliun. Kontribusi itu berasal dari padi, jagung, tebu, sawit, karet, hingga singkong.
Selain itu, ia menilai Lampung memiliki peluang besar melakukan lompatan ekonomi melalui hilirisasi. Ia mencontohkan komoditas kopi dan jagung yang selama ini dijual dalam bentuk mentah. Menurutnya, komoditas itu harus diolah lebih lanjut agar menghasilkan nilai tambah lebih besar.
“Kalau seluruh kopi Lampung diolah, nilainya bisa naik dari Rp12 triliun menjadi Rp120 triliun,” ucap Gubernur. “Satu hektar kopi yang saat ini menghasilkan sekitar Rp80 juta, kalau diolah sampai siap saji bisa mencapai Rp1,2 miliar,” lanjutnya.
Media dan Dampaknya pada Investasi
Gubernur menilai peningkatan ekonomi daerah akan membuka peluang lebih luas bagi sektor media. Selain itu, ia menegaskan pertumbuhan konsumsi dan perdagangan akan memengaruhi bisnis informasi dan periklanan.
Ia juga menekankan peran media dalam menarik investor. Menurutnya, investor membaca kondisi sebuah daerah melalui pemberitaan media yang kemudian dibaca ulang melalui mesin pencarian dan teknologi AI.
“Ketika investor mencari informasi Lampung, referensi pertama mereka adalah media. Karena itu, integritas dan kualitas pemberitaan sangat menentukan citra daerah,” katanya.
Kepercayaan Publik dan Dukungan Pemerintah
Gubernur mengungkap hasil survei yang menunjukkan bahwa masyarakat Lampung kini lebih banyak membaca media online lokal dibanding media nasional.
“Ini bukti media lokal semakin dipercaya publik,” ujarnya.
Selain itu, ia memastikan Pemerintah Provinsi Lampung tetap mendukung media melalui anggaran komunikasi.
“Dua pos yang tidak kami efisiensikan adalah jalan dan anggaran media,” ucapnya yang kemudian mendapat tepuk tangan peserta.
Dukungan HPN dan Porwanas 2027
Gubernur Mirza juga menyatakan dukungan agar Lampung menjadi tuan rumah Hari Pers Nasional (HPN) dan Porwanas 2027. Selain itu, ia menyebut pemerintah siap menyiapkan kawasan Kota Baru sebagai pusat pelatihan wartawan nasional.
Pandangan PWI Pusat
Ketua PWI Pusat Akhmad Munir menegaskan bahwa Pekan Pendidikan Wartawan merupakan ikhtiar menjaga marwah, martabat, dan profesionalitas wartawan. Ia menyebut kegiatan ini sangat penting di tengah disrupsi teknologi.
Selain itu, ia mengingatkan kembali sejarah PWI. Menurut Munir, PWI memiliki DNA perjuangan.
“PWI lahir bukan sekadar menyatukan wartawan, tetapi bagian dari perjuangan bangsa,” katanya.
Ia menyoroti fenomena post-truth, misinformasi, dan hoaks yang mengancam kualitas ruang publik. Ia menyebut wartawan harus berada di garis terdepan melawan informasi sesat.
Munir menegaskan kembali bahwa integritas wartawan diuji oleh budaya copy-paste dan penggunaan AI yang tidak melalui verifikasi lapangan.
“Wartawan sejati mensucikan fakta melalui observasi langsung,” ujarnya mengutip pesan almarhum Jakob Oetama.
Selain itu, ia memaparkan perjuangan PWI bersama asosiasi media dalam mendorong insentif pajak bagi perusahaan pers. Ia juga menyoroti upaya memperjuangkan Protokol Jakarta agar produk berita memperoleh pengakuan hak cipta.
Penguatan Kapasitas Pers Lampung
Sementara itu, Ketua PWI Lampung Wira Hadikusuma menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi sarana memperkuat kapasitas wartawan. Ia menyebut tekanan industri membuat wartawan harus meningkatkan kualitas SDM.
Selain itu, ia menilai platform digital menyebabkan pendapatan iklan media menyusut. Ia menekankan peningkatan kompetensi menjadi cara paling efektif agar media tetap bertahan.
Kegiatan ini tidak hanya memuat pelatihan teknis, tetapi juga penguatan nilai dan etika. Kegiatan ini juga memastikan wartawan tidak kehilangan jati diri di tengah penetrasi AI.
Rangkaian Kegiatan Pendidikan Wartawan
Pekan Pendidikan Wartawan Lampung akan dibuka dengan diskusi “Uji integritas wartawan di tengah arus kecerdasan buatan (AI)”. Selanjutnya, peserta mengikuti Diklat ke-PWI-an untuk calon anggota baru. Kemudian peserta menjalani Uji Kompetensi Wartawan. Pada akhirnya, rangkaian kegiatan ditutup diskusi bersama empat organisasi perusahaan pers: SPS, AMSI, JMSI, dan SMSI dengan tema “Pajak Menekan Media Sulit Bertahan”.
Selain itu, kegiatan ini menjadi momentum penting bagi Lampung untuk meningkatkan kualitas jurnalisme lokal. Dengan demikian, wartawan memiliki peran besar menjaga ruang publik tetap sehat di tengah banjir informasi. (Red).
