
Bandar Lampung ,(BATTIK MEDIA)– Hujan deras yang mengguyur Kota Bandar Lampung sejak Jumat malam (21/2/2025) kembali memicu banjir besar di sejumlah wilayah yang memang kerap terdampak. Sejumlah kawasan terendam hingga setinggi dada orang dewasa, memaksa warga mengungsi ke tempat lebih aman.
Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa Kelurahan Pasir Gintung, Kecamatan Tanjungkarang Pusat, menjadi salah satu titik banjir terparah, dengan air mencapai dada orang dewasa pada pukul 21.42 WIB. Kondisi serupa terjadi di Perumahan Glora Persada, Kelurahan Rajabasa Raya, Kecamatan Rajabasa, yang kembali dilanda banjir seperti tahun-tahun sebelumnya akibat luapan Sungai Way Kandis.
Banjir juga merendam wilayah Kecamatan Kedaton, termasuk Sidodadi, Jalan Onta, dan Sukamenanti, dengan ketinggian air mencapai lutut orang dewasa. Akibatnya, ruas jalan menuju Rumah Sakit Abdul Moeloek sulit dilewati. Tak hanya itu, genangan air di belakang UIN Raden Intan, Sukarame menyebabkan sejumlah kendaraan mogok di tengah jalan.
Warga Panik dan Mengungsi
Di Perumahan Glora Persada, air mulai merendam rumah warga sejak pukul 23.00 WIB dan terus naik hingga dini hari. Beberapa blok perumahan, seperti Blok A1 dan Blok F1 RT 12 Lingkungan 2, sudah terendam hingga ke dalam rumah. “Hingga pukul 02.00 WIB, air sudah masuk ke rumah-rumah, mulai dari rumah Pak Sudirman hingga Pak Amiruddin Sormin,” ujar Ketua RT 12, Haryono.
Sejumlah warga bergegas mengevakuasi barang berharga dan mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, mengantisipasi banjir yang terus meninggi. Mereka berharap pemerintah segera turun tangan untuk memberikan bantuan.
Banjir Berulang, Warga Menuntut Solusi
Banjir di beberapa titik ini bukan kali pertama terjadi. Khusus di Perumahan Glora Persada, kejadian serupa juga terjadi pada 24 Februari 2024 dan 4 April 2024, dengan ketinggian air yang hampir sama. Hal ini menunjukkan bahwa sistem drainase dan penanggulangan banjir di kawasan tersebut belum optimal.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari Pemkot Bandar Lampung terkait jumlah titik banjir, langkah penanggulangan, atau apakah ada korban jiwa. Warga berharap ada solusi nyata agar banjir tak terus berulang setiap musim hujan.(**)