News
Shadow

Harga Beras Tembus Rp 15.000 per Kg, Pedagang dan Konsumen di Depok Mulai Mengeluh

DEPOK, BattikPost Site – Harga beras di pasaran kembali merangkak naik meski Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah menetapkan aturan baru mengenai Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk beras medium dan premium.

Di Depok, Jawa Barat, harga beras saat ini sudah mencapai Rp 15.000 per kilogram (kg) untuk jenis premium, sementara beras medium dipatok antara Rp 12.000 hingga Rp 13.000 per kg.

Aziz (23), pedagang beras di kawasan Beji Timur, mengaku kenaikan harga ini sudah berlangsung sejak sebulan terakhir. “Dari sebulan yang lalu lah naik, sempat turun, sekarang naik lagi. Pernahnya waktu awal-awal tuh ada Rp 12.000–Rp 14.000-an, sekarang udah naik lagi,” ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (27/8/2025).

Konsumen Mulai Mengurangi Pembelian

Kenaikan harga ini tidak hanya berdampak pada pedagang, tetapi juga pada konsumen. Aziz menyebut banyak pembeli yang mengeluh dan menanyakan alasan harga beras tak kunjung turun.

“Ada sih yang komplain, nanya kenapa naik harganya. Responnya ya dari pusatnya naik, jadi di sini juga ikut naik,” ungkap Aziz.

Imbasnya, jumlah pembeli menurun dibanding biasanya. Konsumen yang datang rata-rata hanya membeli beras dalam jumlah kecil, 1–2 liter, ketimbang membeli per karung. “Yang beli nurun ya. Karena harga naik, terus kualitasnya juga kadang kurang bagus. Jadi pembeli lebih irit,” katanya.

Merek Tertentu Masih Jadi Pilihan

Meski jumlah pembeli menurun, Aziz menyebut pelanggan tetap masih ada, terutama warga sekitar Beji. Mereka biasanya mencari merek beras tertentu yang dianggap lebih berkualitas, salah satunya merek “Petruk” yang cukup laris di tokonya.

“Kalau sehari sih kira-kira ada 20 orang pembeli, kebanyakan beli eceran. Ada juga yang beli karungan, tapi lebih banyak literan,” jelasnya.

Harapan Pedagang kepada Pemerintah

Kondisi harga beras yang naik turun membuat pedagang kesulitan menjaga pelanggan. Aziz berharap pemerintah segera mengambil langkah tegas agar harga kembali stabil.

“Harapannya sih stabil aja harganya. Karena pelanggan juga jadi susah kalau naik turun begini,” katanya.

Tantangan Pemerintah dalam Stabilisasi Harga

Naiknya harga beras di Depok dan sejumlah wilayah Jawa lainnya menandakan tantangan serius bagi pemerintah. Meski HET sudah ditetapkan, kenyataannya harga di lapangan masih sulit dikendalikan.

Faktor distribusi, stok beras, hingga biaya produksi di tingkat petani kerap menjadi alasan utama terjadinya kenaikan. Jika kondisi ini berlanjut, daya beli masyarakat dikhawatirkan terus melemah.

Kesimpulan

Harga beras yang menembus Rp 15.000 per kg menjadi sinyal peringatan bagi stabilitas pangan nasional. Pedagang seperti Aziz berharap pemerintah segera melakukan operasi pasar atau intervensi lain agar harga kembali normal.

Selama harga belum terkendali, konsumen akan terus menahan pembelian dan pedagang harus menghadapi penurunan omzet. Situasi ini menunjukkan pentingnya kebijakan pangan yang konsisten dan efektif demi menjaga kebutuhan pokok tetap terjangkau bagi seluruh masyarakat.(Karim).