
Battikpost, Lampung (18/03/25) – Terkait dengan viralnya video pemusnahan barang bukti berupa Siger Lampung yang dilakukan dengan cara diinjak-injak, tokoh muda Mergo Unyi Lampung, Ahi Arif, angkat bicara. Ia menyesalkan tindakan tersebut dan menilai bahwa pemusnahan barang bukti seharusnya dilakukan dengan cara yang lebih tertata, sopan, dan tidak mencederai nilai-nilai budaya masyarakat Lampung.
“Siger adalah mahkota perempuan Lampung yang sangat dihargai dan dihormati. Filosofi di balik Siger bukan sekadar simbol, tetapi merupakan bagian dari adat dan identitas masyarakat Lampung, khususnya Lampung Pepadun. Pemusnahan seperti ini sangat tidak elok dan mencerminkan ketidaksensitifan terhadap budaya kami,” ujar Ahi Arif.
Pria yang dikenal aktif dalam kegiatan sosial ini mendesak oknum yang terlibat dalam video tersebut untuk segera meminta maaf secara terbuka kepada seluruh masyarakat Lampung, terutama masyarakat adat Lampung Pepadun. Menurutnya, tindakan ini bukan hanya sekadar insiden biasa, tetapi merupakan bentuk penghinaan terhadap adat Peratei, yang merupakan warisan leluhur masyarakat Lampung Pepadun.
BACA JUGA : Gubernur Rahmat Mirzani Dorong Peran Aktif Masyarakat Dalam Mendukung Pembangunan di Provinsi Lampung
Selain itu, Ahi Arif juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Lampung agar dapat menahan diri dan tidak terpancing oleh emosi yang ditimbulkan akibat viralnya video tersebut. Ia meminta agar masyarakat mempercayakan penyelesaian kasus ini kepada pihak kepolisian, khususnya Polres Lampung Tengah.
“Kita serahkan masalah ini kepada pihak berwenang. Namun, kami tetap mendesak agar oknum yang terlibat segera meminta maaf secara terbuka, agar tidak terjadi kegaduhan lebih lanjut dan kehormatan budaya Lampung tetap terjaga,” tambahnya.
Sebelumnya, video yang memperlihatkan pemusnahan Siger dengan cara diinjak-injak telah beredar luas di media sosial dan menuai kecaman dari berbagai pihak. Banyak masyarakat Lampung, terutama dari kalangan adat Lampung Pepadun, yang merasa kecewa dan marah atas tindakan tersebut. Mereka menilai bahwa tindakan tersebut tidak hanya merusak benda secara fisik, tetapi juga menyakiti nilai-nilai budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Saat ini, masyarakat Lampung menunggu respons dari pihak terkait, terutama oknum yang terlibat dalam video tersebut. Permintaan maaf secara terbuka diharapkan dapat meredakan kekecewaan yang dirasakan oleh masyarakat dan menjadi pembelajaran agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.(Red/Ess)
Baca Juga Terbaru
LIHAT JUGA : Video pemusnahan siger dengan cara merusak dan tidak sopan
