
Battikpost, – Dalam sejarah Indonesia, banyak tokoh yang dikenal karena kepemimpinan dan perjuangannya. Namun, hanya sedikit yang tetap dikenang karena kesederhanaan dan integritas mereka. Salah satu di antaranya adalah Muhammad Natsir, mantan Perdana Menteri Indonesia yang dikenal bukan hanya karena kepiawaiannya dalam politik, tetapi juga karena gaya hidupnya yang bersahaja—termasuk kemeja penuh tambalan yang ia kenakan.
Kesederhanaan yang Tak Terlupakan
Bayangkan seorang pemimpin negara yang tidak sibuk mengoleksi jas mahal atau pakaian mewah, tetapi justru mengenakan kemeja dengan tambalan di sana-sini. Inilah yang dilakukan Muhammad Natsir. Ia adalah sosok yang lebih mementingkan kepentingan rakyat dibanding penampilan pribadi.
Kisah ini bukan sekadar legenda, tetapi sebuah fakta yang mencerminkan karakter asli Natsir. Saat menjabat sebagai Perdana Menteri pada tahun 1950, ia tetap hidup sederhana, jauh dari kemewahan. Bahkan, ketika ada yang bertanya mengapa ia tidak membeli pakaian baru, ia hanya tersenyum dan berkata bahwa selama kemejanya masih bisa digunakan, maka tidak perlu diganti.
Pemimpin yang Mengutamakan Rakyat
Muhammad Natsir bukan hanya dikenal sebagai seorang ulama dan politisi, tetapi juga sebagai sosok yang rela berkorban demi rakyat. Ia tidak mengambil keuntungan dari jabatannya dan selalu menolak hidup bermewah-mewah. Bahkan, dalam banyak kesempatan, ia lebih memilih berjalan kaki atau menggunakan kendaraan umum dibandingkan fasilitas negara yang disediakan untuknya.
Kesederhanaan ini bukan karena ia tidak mampu, tetapi karena ia ingin menjadi contoh bagi pemimpin lain dan rakyatnya. Ia ingin menunjukkan bahwa seorang pejabat negara adalah pelayan rakyat, bukan orang yang harus dilayani dengan kemewahan.
Pelajaran dari Sosok Muhammad Natsir
Di tengah zaman yang semakin materialistis, kisah Muhammad Natsir menjadi pengingat bahwa integritas dan kejujuran jauh lebih berharga daripada pakaian mahal atau simbol status lainnya. Kesederhanaannya membuktikan bahwa kekuasaan tidak harus diiringi dengan kemewahan, tetapi dengan ketulusan dan pengabdian kepada rakyat.
Hari ini, mungkin kita jarang menemukan pemimpin seperti Muhammad Natsir. Namun, kisahnya tetap relevan dan menginspirasi kita semua untuk menjalani hidup dengan lebih sederhana, jujur, dan penuh dedikasi.
Kemeja penuh tambalan itu bukan sekadar kain usang, tetapi simbol integritas seorang pemimpin sejati. Seorang yang mengutamakan rakyatnya di atas segalanya—Muhammad Natsir, pemimpin yang tak tergantikan. ( Red )