
Aksi Damai Mahasiswa Poltekkes Tanjung Karang
Bandar Lampung, BattikPost.site — Sejumlah mahasiswa Poltekkes Tanjung Karang menyatakan penolakan tegas terhadap LGBT. Penolakan itu diwujudkan melalui aksi damai yang digelar di Bundaran Hajimena, Lampung Selatan, pada Kamis (21/8/2025).
Aksi ini menjadi bentuk komitmen mahasiswa Poltekkes Tanjung Karang dalam menjaga moral generasi muda serta menegaskan sikap mereka terhadap fenomena LGBT.
Pernyataan Presiden Mahasiswa Poltekkes Tanjung Karang
Dalam aksi tersebut, Presiden Mahasiswa Poltekkes Tanjung Karang, Ryanda, menegaskan bahwa LGBT adalah ancaman bagi moral bangsa.
“LGBT ini adalah musuh kita bersama karena bisa merusak moral generasi anak muda sekarang dan yang akan datang,” ujar Ryanda.
Menurutnya, generasi muda sebagai penerus bangsa harus dijaga agar tidak terpengaruh oleh budaya yang bertentangan dengan nilai moral dan budaya Indonesia.
Seruan kepada Pemerintah
Selain menyampaikan penolakan, Ryanda juga menyoroti pentingnya peran pemerintah dalam menyikapi fenomena LGBT di Indonesia.
“Saya mendorong pemerintah untuk bertindak cepat dan responsif agar persoalan ini tidak membesar. Persoalan LGBT ini adalah tanggung jawab kita bersama guna melindungi generasi muda. Jangan sampai karena kurang perhatian kita bersama maka akan hancur generasi kita ini,” tegasnya.
Menurut Ryanda, langkah nyata dari pemerintah sangat diperlukan, baik melalui regulasi, pengawasan, maupun program pencegahan yang melibatkan masyarakat luas.
Ajakan untuk Mahasiswa se-Lampung
Ryanda juga menyerukan kepada mahasiswa di seluruh provinsi Lampung agar bersatu menyikapi persoalan LGBT dengan langkah-langkah nyata.
“Saya mengajak mahasiswa se-provinsi Lampung untuk bersatu dan mengambil peran nyata dalam menyikapi isu LGBT,” ujarnya.
Menurutnya, mahasiswa tidak hanya perlu bersikap tegas menolak, tetapi juga berperan aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat.
Edukasi dan Pencegahan
Dalam kesempatan tersebut, Ryanda juga menekankan pentingnya langkah preventif yang dapat dilakukan melalui kegiatan edukasi.
“Kami mendorong penguatan langkah preventif dan edukatif melalui seminar, diskusi publik, serta pendekatan psikososial. Dengan begitu, mahasiswa dapat memahami nilai-nilai moral dan budaya Indonesia yang beradab secara utuh,” ungkapnya.
Ia menilai, pendidikan moral dan sosialisasi yang masif akan menjadi benteng utama dalam menghadapi tantangan fenomena LGBT.
Konteks Sosial Penolakan LGBT
Penolakan terhadap LGBT yang dilakukan mahasiswa Poltekkes Tanjung Karang tidak hanya sekadar aksi seremonial, melainkan bentuk kepedulian terhadap generasi bangsa.
Aksi tersebut juga menjadi refleksi dari keresahan mahasiswa atas maraknya isu LGBT yang belakangan banyak diperbincangkan di ruang publik maupun media sosial.
Sebagai bagian dari civitas akademika, mahasiswa memandang bahwa fenomena LGBT tidak hanya berdampak pada ranah pribadi, tetapi juga berpotensi memengaruhi struktur sosial dan budaya masyarakat.
Oleh karena itu, langkah preventif yang mereka dorong bertujuan untuk memperkuat ketahanan moral bangsa.
Baca Juga Terbaru
Harapan Ke Depan
Dengan adanya aksi damai ini, mahasiswa berharap masyarakat, pemerintah, serta seluruh elemen bangsa dapat bersama-sama menjaga nilai moral dan budaya Indonesia.
Mahasiswa Poltekkes Tanjung Karang berkomitmen untuk terus melakukan sosialisasi, edukasi, dan aksi nyata agar generasi muda Indonesia tidak kehilangan jati diri. (Orba).
