
Jakarta, BattikPost Site – Upaya mengakhiri perang Rusia-Ukraina memasuki fase baru setelah Gedung Putih mengonfirmasi rencana pertemuan trilateral antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden AS Donald Trump. Namun, Kremlin masih menahan diri soal kepastian pertemuan itu.
Zelensky Puji Upaya AS
Zelensky menyebut perundingan di Gedung Putih sebagai “langkah maju besar” menuju perdamaian. Trump mengusulkan Budapest sebagai lokasi, dengan Istanbul dan Swiss sebagai alternatif. Meski begitu, Trump menegaskan dirinya siap tidak hadir jika pertemuan cukup dilakukan antara Zelensky dan Putin.
Putin Belum Siap Bertemu
Kremlin menilai pertemuan tingkat presiden belum diperlukan. Ajudan Putin, Yury Ushakov, menyebut Moskow hanya mempertimbangkan peningkatan level perwakilan. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menambahkan, pertemuan puncak perlu persiapan matang agar tidak menjadi sekadar simbolik.
Trump Tegaskan Tak Akan Kirim Pasukan Darat
Trump memastikan tidak akan mengirim pasukan AS ke Ukraina. Namun, ia membuka opsi dukungan udara sebagai bagian dari jaminan keamanan bagi Kyiv dan sekutu Eropa. Gedung Putih pun mengonfirmasi hal itu, meski tetap menegaskan Amerika tak akan menempatkan pasukan di medan perang.
Trump Bicara Surga
Dalam wawancara terbaru, Trump melontarkan pernyataan kontroversial: perdamaian Ukraina bisa menjadi tiketnya masuk surga. Ia menilai jika berhasil membawa damai, itu akan menjadi alasan Tuhan menerima dirinya.
Trump yang kini berusia 79 tahun sebelumnya sudah menyebut ambisinya meraih Nobel Perdamaian. Namun, setelah selamat dari upaya pembunuhan tahun lalu, ia semakin sering menyinggung sisi religius dalam pidato-pidatonya. Gedung Putih menegaskan bahwa komentar Trump soal “masuk surga” bukan sekadar gurauan.
Baca Juga Terbaru
Jalan Damai Masih Panjang
Meski ada wacana pertemuan, Rusia tetap melanjutkan serangan udara besar-besaran, dengan 270 drone dan 10 rudal menghantam berbagai wilayah Ukraina. Analis menilai langkah Moskow menunjukkan Rusia masih ingin memperpanjang konflik sembari mengulur proses negosiasi,(Karim)
