
Jakarta – BattikPost Site, Kekosongan pasokan BBM jenis bensin masih berlanjut di sejumlah SPBU swasta, terutama Shell dan BP-AKR. Kondisi ini telah berlangsung sejak akhir Agustus 2025 hingga pertengahan September, membuat masyarakat kesulitan mendapatkan BBM non-subsidi.
Padahal, menurut catatan, kasus serupa sudah pernah terjadi pada awal tahun 2025. Kini masalah itu kembali terulang dan menjadi perhatian publik.
Respon Bahlil Soal Kelangkaan BBM di SPBU Swasta
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia kembali menegaskan bahwa pemerintah sudah menambah kuota impor BBM untuk SPBU swasta sebesar 10% dibanding tahun 2024.
“Kalau tahun lalu perusahaan A mendapat 1 juta kiloliter, tahun ini menjadi 1,1 juta kiloliter. Jadi sangat tidak tepat kalau dikatakan pemerintah tidak memberi tambahan impor,” jelas Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (15/9/2025).
Bahlil menegaskan, jika pasokan SPBU swasta tetap kurang, maka mereka bisa membeli langsung dari Pertamina. Langkah itu dinilai penting untuk menjaga neraca perdagangan sekaligus menjamin pasokan nasional.
“Kalau masih kurang, ya silakan kolaborasi B-to-B dengan Pertamina. Barangnya ada di kilang. Negara harus hadir karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak,” tambahnya.
Shell dan BP-AKR Akui Stok Belum Lengkap
Pihak Shell Indonesia dalam pernyataan resminya menyebutkan bahwa produk bensin masih belum tersedia di beberapa jaringan SPBU hingga waktu yang belum ditentukan.
Hal senada diungkapkan Presiden Direktur BP-AKR, Vandra Laura. Menurutnya, saat ini produk yang mereka sediakan memang belum lengkap.
“Sampai saat ini memang produk kami tidak lengkap,” katanya saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta.
Penyebab Kekosongan Bukan Lagi Masalah Impor
Berbeda dengan kejadian awal tahun, kali ini penyebab utama kekosongan BBM bukan karena kendala pengadaan impor.
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengungkapkan bahwa kekosongan terjadi akibat peningkatan konsumsi BBM non-subsidi di SPBU swasta. Masyarakat mulai beralih dari BBM subsidi ke BBM non-subsidi, sehingga permintaan meningkat tajam.
“Konsumen sekarang banyak yang berpindah ke BBM non-subsidi, terutama di SPBU swasta. Itu sebabnya terjadi kekosongan sementara,” jelas Yuliot.
Solusi Pemerintah: Sinkronisasi dengan Pertamina
Kementerian ESDM sudah dua kali memanggil pengelola SPBU swasta untuk membahas solusi. Hasilnya, pemerintah meminta SPBU swasta sinkronisasi pasokan dengan Pertamina.
Jika stok Pertamina masih mencukupi, SPBU swasta diminta melakukan pembelian langsung agar distribusi BBM kembali normal. Bahkan, opsi tambahan impor lewat Pertamina juga terbuka bila kebutuhan nasional benar-benar meningkat.
Kesimpulan
Kasus kekosongan BBM di SPBU Shell dan BP-AKR menunjukkan bahwa tambahan kuota impor saja tidak cukup. Perubahan pola konsumsi masyarakat ke BBM non-subsidi menjadi faktor utama lonjakan permintaan.
Baca Juga Terbaru
Pemerintah menekankan pentingnya kolaborasi SPBU swasta dengan Pertamina agar pasokan BBM tetap aman dan stabil bagi masyarakat. (Karim),
