
Battikpost.site, Bandar Lampung — Di bawah langit cerah Danau Malahayati, suasana haru dan bahagia menyatu. Rektor Universitas Malahayati, Dr. Muhammad Kadafi, kembali hadir di tengah anak-anak yatim dan para ibu yang menantikan uluran kasih. Dalam acara santunan rutin yang penuh makna, cinta dan kepedulian hadir nyata di Bandar Lampung.
Suasana hangat mengiringi kegiatan santunan anak yatim yang digelar Universitas Malahayati. Rektor Universitas Malahayati, Dr. Muhammad Kadafi, S.H., M.H., menyambut langsung para anak yatim dan ibu mereka dari Kecamatan Tanjung Karang dan Tanjung Senang, Bandar Lampung, dalam kegiatan bertajuk Bang Dafi Peduli.
Dr. Kadafi—yang akrab disapa Bang Dafi—tidak hanya membagikan sembako, tetapi juga menyampaikan kepedulian dalam bentuk nyata. Ia menjanjikan pendidikan, pekerjaan, bahkan ibadah bagi anak-anak yatim dan para ibu yang membesarkan mereka dengan penuh perjuangan.
“Kalau ada adik yatim yang berprestasi, ibunya saya berangkatkan umroh. Saya percaya, kesuksesan seorang anak lahir dari doa dan perjuangan seorang ibu,” kata Dr. Kadafi.
Rektor Universitas Malahayati santuni anak yatim bukan hanya dalam bentuk bantuan sesaat. Program ini telah berjalan selama bertahun-tahun dan membina lebih dari 1.300 anak dan ibu yatim di Provinsi Lampung. Mereka tidak hanya menerima sembako, tetapi juga kesempatan untuk pendidikan hingga perguruan tinggi, bahkan jenjang S2.
Universitas Malahayati juga membuka lapangan kerja bagi para ibu yatim. Mereka kini bekerja di lingkungan kampus, hidup lebih mandiri, dan menjalani kehidupan yang lebih bermartabat.
“Anak-anak yatim bukan sekadar objek bantuan. Mereka amanah Tuhan. Kita harus menjaga, membesarkan, dan memberdayakan mereka,” ujar Bang Dafi yang juga dikenal sebagai akademisi, pengusaha, dan tokoh masyarakat Lampung.
Baca Juga Terbaru
Meski memiliki segudang aktivitas, Bang Dafi selalu menyempatkan diri hadir langsung dalam setiap kegiatan santunan. Ia meyakini kehadiran pribadi dapat menumbuhkan harapan dan semangat hidup bagi para anak yatim dan ibu mereka.
Kegiatan sosial ini telah menjadi wajah humanis Universitas Malahayati. Di setiap pelukan yang diberikan dan sembako yang dibagikan, tersimpan harapan bahwa masa depan anak-anak yatim di Lampung akan terus terang, selama masih ada hati yang peduli. (Yudistira).
