
Battikpost.site,- Kalau dengar nama Bung Hatta, yang terbayang pasti sosok serius, kalem, dan penuh prinsip. Tapi siapa sangka, di balik perjuangannya memerdekakan Indonesia, beliau menyimpan kisah cinta sederhana tapi bikin hati hangat.
Masih Jomblo Saat Proklamasi
17 Agustus 1945. Bung Hatta berdiri di samping Bung Karno saat membacakan teks proklamasi. Tapi tahu nggak? Di momen bersejarah itu, Bung Hatta masih lajang—43 tahun dan belum menikah. Bukan karena nggak laku, tapi karena fokusnya ke bangsa dulu.
Bung Karno sampai ikut turun tangan jadi mak comblang.
Mak Comblang Seorang Presiden
Dalam autobiografinya, Bung Hatta cerita bagaimana Bung Karno bilang:
“ Hatta, usiamu sudah lebih dari cukup. Kapan cari pendamping hidup ? ”
Jawaban Bung Hatta? Klasik banget:
“ Karno, bukan nggak kepikiran. Tapi negeri ini masih berjuang. Jepang pun masih di sini. ”
Bung Karno langsung menanggapi:
“ Biar aku carikan. Aku kenal beberapa gadis dari Bandung. ”
Dan Bung Hatta? Dengan kalemnya cuma bilang:
“ Terserah padamu, Karno. Aku percaya. ”
Bertemu Rahmi : Gadis Sunda 19 Tahun
Tak lama, Bung Hatta diperkenalkan dengan Siti Rahmiati, gadis 19 tahun dari Parahyangan. Perkenalan mereka singkat, cuma dua bulan. Tapi cukup untuk bikin Bung Hatta mantap melangkah ke pelaminan.
Mereka menikah pada November 1945 di Mega Mendung, Bogor, karena kondisi Bandung saat itu belum aman.
Mas Kawin: Buku, Bukan Emas
Yang bikin pernikahan mereka legendaris adalah mas kawin-nya. Bukan perhiasan, bukan emas, tapi buku berjudul “Alam Pikiran Yunani”—karya Bung Hatta sendiri yang ditulis saat pengasingan di Boven Digoel.
Ibunya sempat protes, bahkan menawarkan emas. Tapi Bung Hatta tetap kukuh. Baginya, ilmu dan pemikiran lebih bernilai daripada harta.
Cinta Sejati Tak Pandang Usia
Saat menikah, usia Bung Hatta 43 tahun, sementara Rahmi 19 tahun. Tapi jarak usia itu nggak jadi soal. Mereka hidup harmonis, saling mendukung, hingga maut memisahkan.
Kisah cinta Bung Hatta ini jadi bukti bahwa cinta sejati bisa tumbuh bahkan di tengah perjuangan.
Namanya Diabadikan di Belanda
Bung Hatta bukan cuma dikenang di tanah air. Di Belanda, namanya bahkan dijadikan nama jalan sebagai penghormatan atas perjuangan dan integritasnya selama hidup.
Penutup : Cinta, Prinsip, dan Kesetiaan
Kisah Bung Hatta bukan hanya soal politik dan perjuangan, tapi juga soal cinta yang sederhana, penuh makna, dan jauh dari kemewahan.
Jadi buat kamu yang masih ngejar mimpi dan belum nemu pasangan, ingatlah:
Bung Hatta aja menikah di usia 43 tahun, dan tetap menemukan cinta sejatinya.
Baca Juga Berita Populer
Penulis: Tim Battikpost | www.battikpost.site
Sumber:
- Memoir – Bung Hatta (LP3ES, 1979)
- Republika.co.id
- Kompas.com
- Historia.id
- Arsip Nasional RI
