
Presiden Prabowo Subianto terus tancap gas mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Melalui langkah berani memisahkan Kementerian Ekonomi Kreatif dari Kementerian Pariwisata, ia menegaskan fokus penuh pada pengembangan sektor ekonomi kreatif nasional—tambang baru Indonesia yang kini menjadi tumpuan masa depan.
Ekonomi Kreatif Jadi Pilar Pembangunan Nasional
Jakarta, Battikpost.site — Presiden Prabowo Subianto menunjukkan komitmen kuat dalam membangun ekonomi kreatif sebagai motor penggerak pertumbuhan nasional. Ia menempatkan sektor ini dalam prioritas pembangunan yang tertuang pada dokumen Asta Cita ke-3. Dalam dokumen itu, Prabowo menilai ekonomi kreatif sebagai potensi besar yang mampu mempercepat transformasi ekonomi Indonesia.
Selain itu, langkah pemisahan Kementerian Ekonomi Kreatif dari Kementerian Pariwisata memperlihatkan keseriusan pemerintah dalam memberi ruang gerak lebih luas bagi sektor kreatif. Dengan demikian, pelaku industri kreatif dapat mengembangkan potensi mereka tanpa terhambat urusan birokrasi pariwisata.
Di sisi lain, kebijakan ini menegaskan komitmen pemerintah terhadap Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif. Regulasi tersebut menjadi payung hukum utama bagi pengembangan 17 subsektor ekonomi kreatif yang kini menjadi fokus nasional.
Kreativitas Jadi Kunci Indonesia Maju
Langkah strategis itu menuai apresiasi dari berbagai pihak.
“Dengan kreativitas, inovasi, dan teknologi, Indonesia bisa menjadi pusat ekonomi kreatif dunia,” ujar Hasbil Mustaqim Lubis, Deputi Ekonomi Kreatif DPP PD.
Pernyataan itu mempertegas arah baru pembangunan ekonomi Indonesia. Pemerintah kini tak hanya mengandalkan sumber daya alam, tetapi juga menumbuhkan sumber daya manusia kreatif sebagai kekuatan baru bangsa.
Selanjutnya, ekonomi kreatif dinilai mampu memperluas lapangan kerja, meningkatkan ekspor, serta mengangkat produk lokal ke pasar global. Karena itu, Prabowo menempatkan ekonomi kreatif sebagai instrumen penting untuk mewujudkan pemerataan kesejahteraan nasional.
Ruang Baru bagi 17 Subsektor Kreatif
Sektor ekonomi kreatif mencakup beragam bidang, mulai dari kuliner, kriya, fesyen, gim, hingga konten digital. Selain itu, subsektor seperti arsitektur, desain, film, animasi, musik, fotografi, dan penerbitan juga masuk dalam prioritas pengembangan nasional.
Pemerintah berupaya memberi fasilitas, pelatihan, dan akses pembiayaan bagi pelaku di seluruh subsektor tersebut. Dengan demikian, para kreator lokal dapat memperluas pasar dan bersaing di tingkat internasional.
Sementara itu, kolaborasi lintas kementerian, pelaku usaha, dan akademisi terus diperkuat. Tujuannya, agar tercipta ekosistem kreatif yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Akibatnya, inovasi baru di berbagai daerah bisa tumbuh pesat dan berkelanjutan.
Tujuh Fokus Arah Kebijakan Ekonomi Kreatif Nasional
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, pemerintah menetapkan tujuh arah kebijakan ekonomi kreatif. Pertama, memperkuat ekosistem kreatif berbasis budaya dan kekayaan intelektual. Kedua, meningkatkan produk bernilai tambah tinggi agar Indonesia menjadi trendsetter regional dan global.
Ketiga, memperkuat daya saing industri konten berbasis budaya lokal. Keempat, mengembangkan hub dan klaster ekonomi kreatif digital. Kelima, menumbuhkan startup kreatif dan digital di berbagai daerah. Keenam, memperluas partisipasi Indonesia dalam rantai pasok global. Ketujuh, memperkuat kelembagaan ekonomi kreatif nasional.
Langkah-langkah ini memperlihatkan bahwa pemerintah tidak hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi semata, melainkan juga pada keberlanjutan dan daya saing global. Dengan demikian, Indonesia dapat memantapkan posisi sebagai pusat ekonomi kreatif dunia.
Tambang Baru Masa Depan Indonesia
“Kalau dulu tambang emas dan batubara jadi andalan, kini tambang masa depan kita adalah ekonomi kreatif,” tegas Teuku Riefky Harsya, Menteri Ekonomi Kreatif.
Pernyataan tersebut menggambarkan pergeseran paradigma pembangunan ekonomi nasional. Pemerintah kini beralih dari ketergantungan pada sumber daya alam menuju ekonomi berbasis pengetahuan dan inovasi.
Selain itu, sektor kreatif terbukti mampu menciptakan nilai tambah tinggi dengan investasi rendah. Karena itu, ekonomi kreatif menjadi salah satu sektor yang paling tangguh menghadapi perubahan global.
Baca Juga Terbaru
Di sisi lain, ekonomi kreatif juga mendorong pertumbuhan inklusif. Pelaku usaha kecil, seniman, desainer, dan pengembang digital mendapat kesempatan sama untuk berkembang. Dengan demikian, kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB nasional diharapkan meningkat signifikan setiap tahun.
Kebangkitan Film Nasional Jadi Contoh Sukses
Salah satu bukti nyata kebangkitan ekonomi kreatif muncul dari dunia perfilman. Film “Jumbo” karya anak bangsa sukses mencetak sejarah sebagai film animasi terlaris sepanjang masa di Indonesia. Film itu ditonton jutaan orang dan menjadi kebanggaan nasional.
Keberhasilan tersebut menunjukkan kemampuan kreator lokal bersaing dengan industri global. Lebih dari itu, film “Jumbo” membuktikan bahwa produk budaya Indonesia dapat diterima luas oleh masyarakat dunia.
Baca Juga Berita Populer
Selain perfilman, subsektor lain seperti musik, fesyen, dan kuliner juga mencatat pertumbuhan pesat. Akibatnya, banyak produk kreatif lokal mulai menembus pasar ekspor dan menjadi ikon budaya modern Indonesia.
Langkah Nyata Menuju Indonesia Emas 2045
Dengan arah kebijakan yang jelas dan dukungan pemerintah yang kuat, pelaku kreatif semakin percaya diri. Mereka terus menciptakan karya inovatif yang memperkaya identitas nasional.
Terlebih lagi, berbagai program pelatihan, pembiayaan, dan promosi terus berjalan di seluruh daerah. Melalui langkah konsisten ini, Indonesia semakin siap menjadi kekuatan ekonomi kreatif global.
Pada akhirnya, semangat kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat akan menentukan keberhasilan visi besar ini. Dengan demikian, mimpi Indonesia Emas 2045 bukan sekadar cita-cita, melainkan tujuan yang sedang diwujudkan bersama. (Rls/Red).
