News
Shadow

Baru Satu Jam Hujan, Banjir Rendam Tahlilan 40 Hari Ayahanda Herman: “Kami Tetap Lanjut Meski Kaki Terendam”

Battikpost.site, Bandar Lampung — Baru satu jam hujan mengguyur, banjir sudah merendam acara tahlilan 40 hari almarhum ayahanda Herman alias Ucuy di Gang Cindrawasih, Jalan Sultan Agung, Kota Sepang. Meski genangan air setinggi mata kaki memenuhi lokasi, warga tetap khidmat mengikuti acara dengan kaki terendam.

Suasana tahlilan 40 hari almarhum ayahanda Herman alias Ucuy berubah menjadi momen haru ketika hujan deras mengguyur kawasan Gang Cindrawasih, Jalan Sultan Agung, Kelurahan Kota Sepang, Kecamatan Labuhan Ratu, Sabtu malam (19/4/2025). Hanya dalam waktu satu jam, air mulai menggenangi lokasi hingga setinggi mata kaki.

Di bawah tenda yang dibentangkan di gang sempit, warga tetap duduk di kursi plastik yang terendam air. Mereka melantunkan doa-doa dengan penuh kekhusyukan, meski celana dan kaki mereka basah oleh genangan.

Ini tahlilan 40 hari almarhum ayah saya. Hujannya baru sebentar, tapi air langsung naik. Kami tetap lanjut, karena ini bagian dari doa dan penghormatan terakhir,” ujar Herman alias Ucuy, tuan rumah sekaligus anak dari almarhum.

Ucuy mengaku kondisi ini bukan kali pertama terjadi. Setiap hujan deras, banjir selalu datang karena buruknya sistem drainase dan tak adanya saluran air yang memadai di wilayah mereka.

Kami di sini sudah capek ngeluh. Udah sering lapor ke RT, kelurahan, tapi nggak ada perubahan. Warga cuma bisa pasrah dan saling bantu,” tambahnya.

Meski dalam kondisi kurang nyaman, warga tetap hadir dan mengikuti tahlilan hingga selesai. Beberapa di antara mereka terlihat menggulung celana, melepas alas kaki, bahkan membawa anak-anak kecil yang digendong agar tak terkena air.

Genangannya dingin dan cukup dalam untuk ukuran gang. Tapi ini acara doa, jadi kami tetap datang untuk ikut mendoakan. Kami merasa ini bentuk penghormatan terakhir untuk almarhum,” kata Yudistira, salah satu warga.

Warga berharap Pemerintah Kota Bandar Lampung segera membenahi sistem drainase di kawasan padat penduduk seperti Gang Cindrawasih. Bagi mereka, ini bukan sekadar soal banjir, tapi juga soal martabat dan kenyamanan hidup.

Ini acara duka, acara doa. Masa kami harus terus seperti ini? Jangan nunggu viral dulu baru ada tindakan,” tutup Herman. (Orba).