News
Shadow

Kompas TV hingga iNews PHK Massal, Industri TV Lokal Kian Terdesak oleh Platform Digital

Battikpost, JAKARTA – Media penyiaran di Indonesia tengah menghadapi krisis besar. Perubahan drastis dalam pola konsumsi masyarakat mendorong stasiun televisi lokal melakukan efisiensi ekstrem, seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) massal dan penutupan kantor cabang di berbagai daerah.

Kompas TV telah merumahkan ratusan karyawannya. GlobalTV, yang berada di bawah naungan MNC Group, memangkas sekitar 30% staf di divisi produksinya. Secara keseluruhan, MNC Group telah melepas sekitar 400 pekerja dari berbagai unit. RTV juga melakukan langkah serupa dengan memangkas sekitar 40 orang per divisi. Sementara itu, iNews menutup seluruh kantor cabangnya.

Fenomena ini tidak terjadi secara tiba-tiba. Data dari GoodStats (Oktober 2024) mencatat bahwa 57% responden tidak menonton TV lokal selama beberapa bulan terakhir. Bahkan, 4% lainnya mengaku belum pernah menonton TV lokal sepanjang hidup mereka.

Direktur Utama LPP TVRI, Iman Brotoseno, menegaskan bahwa jumlah penonton TV memang terus menurun. “Kami menyadari bahwa penonton kini memiliki lebih banyak pilihan. Televisi bukan lagi satu-satunya sumber hiburan,” ujarnya.

BACA JUGA: Syila Music Klarifikasi Dugaan Penipuan, Ungkap Telah Lapor Balik Lebih Dulu

Sebaliknya, masyarakat kini lebih memilih platform digital seperti YouTube, Netflix, dan Prime Video karena kontennya lebih variatif dan sesuai kebutuhan pribadi.

Warganet pun menyuarakan pendapat serupa. Seorang pengguna X menulis, “Sekarang orang lebih suka nonton YouTube. Di smart TV saja, YouTube lebih sering dibuka daripada TV digital.

Pengguna lain mengkritik kualitas konten televisi. “Banyak stasiun cuma ambil konten dari TikTok lalu dijadikan acara TV. Gak lucu, dipaksain lucu,” tulisnya.

Fenomena ini menjadi peringatan keras bagi media penyiaran. Tanpa pembaruan konten dan strategi distribusi yang relevan, TV lokal Indonesia berisiko makin tersisih di tengah arus digitalisasi.(Redaksi)