News
Shadow

Dinkes Bandarlampung Perketat Pengawasan Makanan Sekolah Pasca Keracunan Massal 247 Siswa

 

BandarlampungBattikPost Site  Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandarlampung menegaskan akan memperketat pengawasan terhadap penyedia makanan di sekolah, menyusul kasus keracunan massal yang menimpa ratusan siswa di Kecamatan Sukabumi pada Jumat (29/8).

Kepala Dinkes Kota Bandarlampung, Muhtadi Arsyad Tumenggung, mengatakan peristiwa ini menjadi perhatian serius pemerintah kota. Ia menegaskan pengawasan ketat perlu dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang.

“Kasus keracunan massal yang terjadi di dua sekolah di Kecamatan Sukabumi menjadi evaluasi besar bagi kami. Ke depan, kami akan memperketat pengawasan penyedia makanan sekolah agar keamanan pangan untuk anak-anak terjamin,” ujar Muhtadi di Bandarlampung, Selasa (2/9).

Temuan Bakteri E. coli dalam Air Bersih

Berdasarkan hasil uji laboratorium awal, Dinkes menemukan adanya kandungan bakteri Escherichia coli (E.coli) pada air bersih yang digunakan untuk mengolah makanan di dapur penyedia makan bergizi gratis. Kontaminasi ini diduga menjadi salah satu penyebab utama kasus keracunan massal.

“Dalam inspeksi di dapur penyedia makanan Bergizi Gratis (MBG) di Tirtayasa, kami menemukan sejumlah pelanggaran standar kebersihan. Mulai dari ruang penyimpanan hingga area pembuatan makanan, semua dinilai tidak memenuhi syarat sanitasi,” jelas Muhtadi.

Sanksi dan Penutupan Sementara Dapur MBG

Dinkes telah menyampaikan hasil temuan tersebut kepada Ketua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk segera ditindaklanjuti. Sebagai langkah awal, dapur MBG yang bermasalah langsung dihentikan sementara operasionalnya.

“Mereka menyatakan akan menghentikan sementara kegiatan dapur MBG sampai kondisi benar-benar steril dan sesuai standar sanitasi. Kami juga akan melakukan pemeriksaan berkala sebelum dapur itu diizinkan beroperasi kembali,” tegasnya.

Ratusan Siswa Jadi Korban Keracunan

Kasus keracunan massal tersebut terjadi di SDN 2 Sukabumi, SMPN 31 Bandarlampung, dan SD di Campang Raya. Total terdapat 247 siswa yang mengalami gejala keracunan, mulai dari mual, muntah, hingga diare. Dari jumlah tersebut, 12 siswa harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit maupun puskesmas.

“Alhamdulillah, kondisi siswa yang dirawat kini berangsur membaik. Kami terus memantau perkembangannya agar tidak ada dampak kesehatan jangka panjang,” kata Muhtadi.

Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu program unggulan pemerintah untuk meningkatkan gizi anak sekolah. Namun, insiden ini memunculkan pertanyaan serius terkait standar sanitasi dan mekanisme pengawasan yang diterapkan.

Muhtadi menekankan bahwa pemerintah tetap berkomitmen melanjutkan program MBG, tetapi dengan pengawasan lebih ketat. “Program ini sangat bermanfaat bagi anak-anak, terutama dari keluarga kurang mampu. Namun, aspek keamanan pangan harus jadi prioritas utama,” katanya.

Dinkes berencana bekerja sama dengan sekolah, komite, dan penyedia jasa katering untuk memastikan semua pihak memahami standar kebersihan. Selain itu, akan dilakukan pelatihan higienitas bagi pengelola dapur MBG serta pemeriksaan rutin kualitas air dan bahan makanan.

Harapan ke Depan

Masyarakat, khususnya orang tua murid, diharapkan tidak khawatir berlebihan. Pemerintah memastikan evaluasi dan tindakan perbaikan segera dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang.

“Kami ingin memastikan anak-anak sekolah mendapatkan makanan yang bukan hanya bergizi, tetapi juga aman. Keamanan pangan adalah tanggung jawab bersama,” tutup Muhtadi.

Dengan adanya langkah pengawasan ketat ini, Dinkes Bandarlampung berharap kasus keracunan massal yang menimpa ratusan siswa bisa menjadi pelajaran penting bagi seluruh pihak. Program MBG diharapkan tetap berjalan dengan standar kesehatan yang lebih baik, aman, dan bermanfaat bagi generasi muda.(Karim)